Jumat, 21 Agustus 2009

Dagingnya Kok Robek??


14 agustus 2009 pukul 16.00 sore pergi ke rentalan mobil. Aku mau berangkat ke Madiun bareng pak Vita, teman kantor (sebenarnya sih enggak). dapat mobil di sekitaran stasiun gubeng. Murah cuma 250 ribu sehari. Diiii... " pak darmono teriak. Hooii pakkk... aku nggowo mobilmu yo... sing endi?? Akhirnya dia tunjukkan kijang diesel kapsul keluaran tahun 2000. segera ku keluarkan duit 250rb dan ku sahut kunci kontak mobil..
sambil masuk aku bilang " Pak kwitansine kalau sudah pulang ya..." Beres mas.
Segera ku stater mobilnya..kubawa pulang dulu di kawasan surabaya pusat dekat Tugu Pahlawan.

Kemudian...
Siap-siap berangkatttt..
tepat pukul 18.30 malam... agak telat sih karena aku janjian akan jemput pak vita di sidoarjo jam 19.00..perjalanan dari rumah biasanya sekitar 1 jam..(kalau gak macet)

Pukul 19.30 sampai di rumah pak Vita di surya asri sidoarjo..
Yo pak langsung aja soale wis telat ini takutnya sampe madiun kemalaman..ntar gak sempat istirahat..

Diperjalanan kami melewati jalan tembusan dari sidoarjo ke krian..
Kami berhenti dulu mampir beli snack...lumayan buat camilan di jalan.
Di perjalanan ngobrol tentang kondisi sebuah sekolah yang sempat dikonsultani pak Vita..

Menjelang krian perjalanan masih lancar-lancar saja...
Tiba di daerah pabrik tjiwi kimia sekitar pukul 20.30...
Mendadak di sekitaran jembatan brantas, mojokerto.. lalulintas macet...
Mobil bergerak perlahan...

Dari arah kanan truk di depanku bergeser ke kiri menghindar sesuatu di depan..
Dari kejauhan kulihat ada dump truk berhenti di kanan jalan..
ooo kayaknya truk itu ngeban pak.."kataku kepada pak Vita..
sambil aku menggeser mobilku ke sisi kiri sembari melihat arah truk itu

Tapi alangkah kagetnya aku kok diatas aspal ada pecahan kaca dan spion motor ya..
ada apa ini mendadak jantungku berdegup kencang...
wah pak kecelakaan ini kayaknya.."kataku lagi.
Pak Vita mengangguk..

semakin lama mobilku berjalan mendekati posisi dump truk itu..
Masya Allah Pak ....!!!!
ada sepeda motor di bawah kolong truk...
kondisinya hancurrr..

disisi kanan jalan tampak seorang laki-laki tua terkulai dipangku seseorang dan seorang ibu yang duduk bersimbah darah ditemani seorang laki-laki lagi
aduhh..gimana ini..
lho mas itu putih-putih yang tergeletak apa ituu?? duga pak Vita.
aku gak tahu pak apa itu korban yang lain
waduh mati aku..aku takut ngelihatnya pak
setelah kita dekati dengan seksama ternyata hanya tumpahan gula dengan tas plastik warna putih..
Alhamdulillah...pak vita aku tadi menyangka itu korban yang tubuhnya hancur di lindas truk..

Mobilku melewati posisi dump truk..
Di depan dump truk di posisi sebelah kanan nampak ada sebuah sedan berhenti..
Keluarlah penumpangnya dari dalam mobil..
Ada apa pak dia keluar dari mobil?? apa dia mau nolong korban tabrakan tadi?? tanyaku ke pak Vita..
Aku gak tahu mas...
Pak Vita, gimana kalau kita juga berhenti nolong korbannya siapa tahu butuh dibawa ke rumah sakit.
Yo wis ayo..kata pak vita
aku berhenti disisi kanan jalan membelakangi sedan tadi.

ku berjalan ke arah posisi belakang dump truk tempat dimana korban tabrakan berada.
sekilas kuamati korban nampaknya tidak ada luka-luka yang serius
mungkin sekedar shock atau pingsan
tapi lama kelamaan kuamati secara seksama...

MASYA ALLAH!!
kaki kiri bapak yang terkulai itu hancur..dagingnya robek tidak beraturan dan penuh darah
mulai mata kaki hingga kebawah dan hanya meninggalkan 1 ibu jari saja..
bentuknya tidak karuan..
darah banyak menetes diatas aspal
Aku kaget setengah mati..
kondisi bapak itu mengenaskan sedangkan istrinya yang juga korban tabrakan terluka di pipi dan bibir.
Namun hebatnya mereka dalam kondisi tetap sadar.

Pak ayo diangkut mobil ku saja tak bawa ke rumah sakit..kataku ke pak Vita.
Tapi tak mundurkan dulu mobilnya ya..
Sementara pak polisi yang sudah berada di tempat kejadian sibuk mengatur lalulintas
kumundurkan pelan-pelan mobilku
sembari seseorang ikut mengomando arah mobil
sampai di posisi terdekat segera ku perintahkan bersama-sama mengangkat korban

Ayo pak angkat bapaknya dulu..soalnya dia yang paling parah" kataku
kuangkat bersama yang lain masuk kedalam mobil di jok tengah.
Kemudian istrinya di gendong seseorang dimasukkan di sebelah tempat duduk sopir..
Pak Vita kebagian memangku bapak yang jadi korban di kursi tengah..

endingnya.. gak perlu diceritakan..
yang penting pesannya adalah kejadian tadi dapat memberi pelajaran kepada kita tentang hati-hati berkendara di jalan..

Senin, 18 Mei 2009

I LOVE U MOM, I LOVE U DAD..!!!


Waktu kamu berumur 1 tahun,dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ..... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan..

sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu.

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya .... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai.

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan.

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.

Waktu berumur 6 tahun,dia mengantarmu pergi ke sekolah ..... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ...!"

Waktu berumur 7 tahun,dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya, kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun,dia memberimu es krim ... sebagai balasannya.. .kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu ...sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar


Waktu kamu berumur 10 tahun,dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya ..... kamu melompat keluarmobil tanpa memberi salam


Waktu kamu berumur 11 tahun,dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya .... kamu minta dia duduk di barisan lain Waktu kamu berumur 12 tahun,dia melarangmu melihat acara tvkhusus untuk orang dewasa .... sebagai balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah


Waktukamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun,dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya .... kamu nggak pernah menelponnya.


Waktu kamu berumur 15 tahun,pulang kerja dia ingin memelukmu .....
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun,dia mengajari kamu mengemudi mobil .....sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpamempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun,dia sedang menunggu telpon yang penting ..
sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun,dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA..

sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun,dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmuke

kampus pada hari pertama ... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan

jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun,dia bertanya "Darimana saja seharian ini?"..
sebagai balasannya .... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun,dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun,dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu .... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun,dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ..... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun,dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun,dia membantumu membiayai pernikahanmu ......
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun,dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu .... sebagai balasannya .... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA .........................
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .............
BERIKANLAH KASIH SAYANGDAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ............
INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU

I LOVE U MOTHER

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibudari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.

Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu.. Si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:

1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp. 20.000,-
2) Menjaga adik Rp. 20.000,-
3) Membuang sampah Rp. 5.000,-
4) Membereskan Tempat Tidur Rp. 10.000,-
5) menyiram bunga Rp. 15.000,-
6) Menyapu Halaman Rp. 15.000,-

Jumlah : Rp. 85.000,-

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar.
Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu- GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dankeperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar" .

Kamis, 26 Maret 2009

Keangkuhan Bersumber Dari Ketidaktahuan

Para pakar ilmuwan seperti Newton, Einstein dan yang lainnya setelah mencapai puncak ilmu pengetahuan, mereka masih tetap berpikir dengan penuh rasa hormat dan segan terhadap Sang Pencipta dan alam semesta, mereka semuanya bukan hanya memiliki sikap agung, bermurah hati dan lapang dada dalam menerima kritikan dari orang lain, sikap mereka terhadap orang lain juga semakin rendah hati.

Sebenarnya orang berpengetahuan tinggi di dunia ini, mereka semua mengerti prinsip untuk bersikap rendah hati terhadap orang lain. Hanya mereka yang buta pengetahuan barulah bisa bersikap congkak, sombong; dengan memandang rendah keberadaan dewata yang juga merupakan semacam manifestasi dari kecongkakan dan ketidaktahuan.

Dalam realita kehidupan, tidak sedikit contoh seperti ini. Menurut cerita, pada abad-19, ada seorang pelukis ternama dari Perancis bernama Elie Delaunay (1828-1891), suatu saat dia pergi berlibur ke Swiss, setiap hari memikul rak gambarnya pergi ke semua tempat untuk melukis dan membuat sketsa dari alam.

Suatu hari ketika dia sedang melukis dengan serius di pinggir danau Jenewa, di sebelahnya datang mendekat tiga orang turis dari Inggris, setelah melihat pada lukisannya, mereka lalu menuding-nuding pada lukisan itu dan mengritik sana sini.

Yang satu mengatakan bahwa di sebelah sini kurang bagus, yang lain bilang di bagian yang sana kurang bagus, semua kritikan yang dilontarkan ditampung oleh Delaunay dan satu per satu lukisan itu lalu diperbaiki sesuai kritikan yang diterimanya, dan pada akhirnya masih mengucapkan "Terima kasih" kepada mereka bertiga.

Keesokannya, Delaunay sedang ada urusan pergi ke tempat lain, di stasiun kereta api, dia berjumpa lagi dengan ketiga orang yang kemarin bertemu di pinggir danau itu, mereka sedang kasak-kusuk mendiskusikan sesuatu.

Sejenak kemudian, ketiga orang turis dari Inggris itu juga melihat dia, mereka lalu datang menghampiri Delaunay dan bertanya, "Tuan, kami mendengar kabar bahwa pelukis besar Delaunay sedang berlibur di sini, maka kami bermaksud mengunjunginya. Tolong tanya apakah Anda tahu dia sekarang berada dimana?".

Delaunay berdiri agak membongkok menghadap ke mereka dan menjawab, "Sungguh tidak patut saya menerima segala ini, saya adalah Delaunay." Setelah mendengar ucapan ini, ketiganya menjadi sangat terkejut, teringat ketidak-sopanan mereka kemarin, wajah mereka menjadi merah dan satu persatu pergi meninggalkan tempat itu.

Berbalikan dengan contoh di atas, di Jepang saya juga pernah menjumpai seorang anak muda yang berparas menawan, tetapi berwatak pongah dan congkak.

Walaupun dia lulus dari universitas ternama dan bekerja di sebuah perusahaan yang ternama pula, tetapi beberapa kali, saat diperkenalkan untuk dijodohkan selalu ditolak oleh pihak perempuan. Ibunya sangat cemas, karena ingin mengetahui duduk permasalahannya ada dimana, ia lalu mempercayakan saya untuk berdiskusi dengan anak laki-laki-nya itu.

Setelah melalui suatu perbincangan dengannya, saya segera mengetahui dan memahami sebab dari penolakan para perempuan yang diperkenalkan kepada dia. Yaitu dia selalu menganggap dirinya sendiri paling hebat, perkataan yang dilontarkan penuh dengan kecongkakan dan rasa ingin mengunggulkan diri. Dia tidak mengetahui bahwa kesombongan itu menandakan ketidaktahuan, dengan bualan dan omongan kosong hanya ingin untuk mengambil hati perempuan, akhirnya malahan mendatangkan antipati dari para perempuan itu.

Walaupun Anda seorang yang memiliki bakat yang menonjol, jikalau Anda merasa sombong karena memiliki kemampuan, dan tiada henti-hentinya menyombongkan diri, maka kemampuan yang Anda miliki itu hanya bisa membawa kesedihan bagi Anda sendiri.

Seseorang yang hanya ingin membual untuk menarik kepercayaan dari orang lain, tidak peduli dia memiliki kemampuan yang sesungguhnya atau tidak, juga tidak peduli dia memiliki kedudukan yang seberapa tinggi, pada akhirnya juga akan mengungkapkan kekurangan dirinya sendiri karena over actingnya itu.

Sebaliknya, orang yang sangat berbakat tetapi terlihat bodoh acapkali membawakan kekaguman kepada orang lain, orang yang sopan dan rendah hati selalu akan membuat orang lain memuji dan menaruh hormat, dan orang yang congkak dan pongah, oleh karena ketidak-tahuannya mudah menjadi bahan tertawaan orang di seluruh dunia. (The Epoch Times/lin)

Senin, 02 Maret 2009

Bila Cinta Mengapa Harus Menyakiti

Ini bukan cerita orisinil dari penulis
tapi mungkin ini dapat berguna bagi para orang tua yang masih memiliki putra-putri nya agar dapat menjaga dan menyayangi sepenuh hati...
Namun demikian tidaklah layak bagi orang tua yang suka memperlakukan kasar buah hatinya...
lebih lebih mempermalukannya didepan orang lain..
apakah demikian seorang manusia yang dianugerahi anak sebagai titipan...

KISAH ini terjadi Sabtu awal bulan ini, ketika aku sengaja mengajak Renza dan si kecil ‘bersantai-ria’ guna mencari alasan agar tidak ke halalbihalal. Setelah siang berenang, petang kami jalan-jalan di mall dan berakhir di play land.

Menjelang malam, ketika semua sudah capek, kami memutuskan ke restoran untuk memberi si kecil makan. Berdasarkan pengalaman, jika sudah capek dia tertidur di mobil dan akan sukar membangunkan jika sudah di rumah. Dia bisa rewel dan bisa-bisa malam itu dia tak makan.

Di restoran kami memesan nasi goreng untuk si kecil. Aku dan Renza mencicipi jus. Ketika kami sedang memperhatikan si kecil (yang seperti biasa menolak disuapi dan makan sendiri, walau nasi goreng yang tercecer lebih banyak dibanding yang masuk ke mulutnya), tiba-tiba terdengar…

Gubraaakkk…….

Satu botol minuman ringan bersoda pecah di lantai, persis di sebelah kami. Seorang anak perempuan berusia 10-11 tahun nampak duduk dengan wajah pucat pasi. Rupanya anak itu yang tanpa sengaja menjatuhkan botol minuman. Anak itu duduk dekat seorang ibu cantik berusia 30-an.

Botol jatuh dan pecah di restoran itu biasa. Yang tidak biasa adalah reaksi ibu yang duduk dekat si anak. Sambil menggerutu dan setengah memaki dia… mencubit lengan si gadis cilik. “Kamu buta apa? Kamu malu-maluin…” Bisik si ibu sambil mencubit.

Anak itu meringis dan meminta maaf. “Aku gak sengaja mama… maaf…”

Namun si ibu makin meradang. Kali ini cubitannya mampir di pinggang. Dua kali. Si gadis cilik yang kesakitan akhirnya tak mampu menahan air matanya. Melihat anaknya menangis, si ibu makin naik pitam. Dia menjentikkan (atau menyentil? Aku tak tahu pasti istilahnya, yakni perbuatan yang dilakukan dengan didahului mempertemukan jari tengah dengan ibu jari, dan jari tengah itu yang dipukulkan…) ke pipi si gadis cilik. “Diam kamu!!! Kamu bikin malu saja…”

Aksi si ibu sadis rupanya juga diperhatikan sejumlah pengunjung lain. Seorang perempuan, berusia sekitar 50-an tahun tiba-tiba menyela… “Bu… sudahlah bu… kan anaknya gak sengaja…”

Mendapat nasehat orang lain, amarah ibu itu tak juga surut. Dia kembali menghadiahkan cubitan ke pinggang. “Mama bilang diam… Kamu memang bikin malu….”

Renza yang sejak tadi diam akhirnya tak tahan. “Sudahlah mbak… Minuman itu juga kan dibayar. Jadi gak apa-apa mbak… Lagian dia gak sengaja… Beda kalo dia memang sengaja menjatuhkan ato melempar botol itu ke lantai… Itu baru nakal….”

Mungkin karena sudah ditegur dua orang, si ibu itu malu sendiri. Sambil mendelikkan mata dia berbisik kepada putrinya agar menghabiskan makanannya. Si gadis cilik itu sambil tersedu mencoba makan.

Dalam perjalanan pulang, peristiwa ’sadis’ itu kami diskusikan. “Aku gak percaya ada ibu yang sesadis itu pada putrinya sendiri,” kata Renza.

Aku mengangguk setuju. “Dia merasa malu. Dan untuk menutupi itu dia sengaja bersikap kejam…”

“Tapi kenapa? Apakah karena malu kita harus menyakiti anak kita?” kata Renza. Dia lalu mendekap kuat-kuat si kecil yang sudah tertidur pulas. “Aku tak dapat membayangkan kalau kelak aku melakukan hal yang sama pada si kecil….”

Aku tersenyum. Aku tak percaya kalau Renza kelak akan menjadi sesadis itu. Aku teringat dulu, ketika si kecil masih bayi, bagaimana Renza murka ketika mendapati di pipi si kecil ada benjolan kecil tanda digigit nyamuk. Renza saat itu langsung menyatakan perang, dan memburu para nyamuk!! (Karena itu ketika aku membaca salah satu postingan pinky tentang Daren yang digigit nyamuk, aku tak terlalu heran. Semua ibu akan murka jika anaknya digigit nyamuk).

Aku bertanya-tanya, apakah ibu sadis di restoran juga melakukan hal yang sama ketika anaknya masih bayi? Melindungi dengan segenap hati dan murka ketika anaknya digigit nyamuk? Kalau ya, kenapa setelah anaknya mulai besar sikapnya berubah? Kalau benar-benar cinta, kenapa menyakiti?

Sampai sekarang wajah anak kecil itu, yang pucat pasi, yang matanya dipenuhi air mata, yang tersedu-sedan, masih terbayang.

Aku sedih karena aku tahu, anak kecil itu punya banyak teman senasib. Yang disakiti oleh pihak-pihak yang seharusnya melindungi dan menjaga. Disakiti oleh orang yang seharusnya mencinta…..

Sabtu, 07 Februari 2009

Insan Kamil


Siang ini tanpa sengaja ,saya bertemu dua Insan Kamil. Mereka mahluk
mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan
penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira kira elapan tahun
menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang
untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan , dengan
keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan
lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka
dengan ucapan,

"Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma
mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki-kaki
kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang
laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh
keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya,
lagi lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut
kecil mereka . Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap
teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Saya
melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi
tissue putih berbalut plastik transparan. Setengah jam kemudian saya
melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan
pembeli seorang wanita , senyum di wajah mereka terlihat berkembang
seolah memecah mendung yang sedang menggayut langit Jakarta . " Terima
kasih ya mbak ...semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak
lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh
ribu rupiah. " Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak
?" mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu
dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang
tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. " Oom boleh
tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya mengingatkan kepada
anak lelaki saya yang seusia mereka . Sedikit terhenyak saya merogoh
saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar
empat ribu rupiah . "Nggak punya!", tukas saya. Lalu tak lama si wanita
berkata "Ambil saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan
meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur. Anak ini terkesiap,
ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh
ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap
berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat
ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang "Sudah
buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka berkeras
mengembalikan uang tersebut. "Maaf mbak , cuma ada empat ribu, nanti
kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima si
wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya
dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya
milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar "Om, bisa tunggu ya,
saya ke bawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek !".

"Eeh ....nggak usah .nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu
ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan
menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya
hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,
"Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar"

"Nggak apa apa, itu buat kalian" lanjut saya .

"Jangan ..jangan oom , itu uang oom sama mbak yang tadi juga " anak itu
bersikeras.

"Sudah ...saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !", saya berusaha
membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung
jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat
juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

"Ini deh om , kalau kelamaan , maaf ..". Ia memberi saya delapan pack
tissue.

"Buat apa ?", saya terbengong

"Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu" .
Walau dikembalikan ia tetap menolak. Saya tatap wajahnya, perasaan
bersalah muncul pada rona mukanya . Saya kalah set, ia tetap kukuh
menutup rapat tas plastic hitam tissuenya . Beberapa saat saya mematung
di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh
sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan
uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup sayup
terdengar percakapan, "Duit mbak tadi gimana ..?" suara kecil yang lain
menyahut,

"Lu hafal kan orangnya , kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin ......."
. Percakapan itu sayup sayup

menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan.

Tuhan .......Hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan
kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh , mereka
berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka
tahu hak mereka dan hak orang lain , mereka berusaha tak meminta minta
dengan berdagang tissue.

Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan di umur
mereka yang begitu belia.

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO

Engkau hanya semulia yang kau kerjakan.(MT)

Kamis, 05 Februari 2009

Persepsi dengan Dua Pandangan Yang Berbeda


kadang.. kosakata bahasa kita memiliki arti beda antara yang kita ucapkan dengan yang difahami lawan bicara kita. Sehingga kita harus hati-hati jangan sampai salah faham.

ada sekelumit kisah lucu tentang kosakata bahasa kita...

Di sebuah pasar ada beberapa deretan toko yang menjual buah-buahan. Disalah satu toko tersebut ada seorang penjual buah yang bernama Brodin.

Suatu saat datang seorang calon pembeli hendak membeli buah jeruk di toko Brodin.
Brodin kemudian menyapa..silahkan mbak di pilih jeruknya.. manis-manis, baru datang tadi pagi...
kemudian calon pembeli itu menanyakan harga...Pak brodin, berapa harga sekilo jeruk ini ??
ooo yang itu sekilonya 8 ribu mbak!!...ujar Brodin
lha..kalau yang sebelah situ berapa harganya sih?? tanya si mbak.
kalau yang itu 9 ribu sekilonya, mbak...

waahhh...kok mahal-mahal jeruknya pak Brodin.. apa nggak ada yang murah???
di sebelah toko sampean saja harganya cuma 5 ribu sekilo.. tapii.. TUTUP!!!!

Pak Brodin seketika terbelalak matanya kaget mendengar jawaban pembeli...
hhaahh...masak mbak???
TUTUP bisa semahal itu ???
sini tak kasih gratis !!!
wong cuma TUTUP saja kok buat apa beli 5 ribu sekilo...


nah dari cerita diatas kita dapat menyimpulkan sebuah kata dapat membuat orang salah faham dan hati-hati bila mengucapkan segala sesuatu dengan tidak lengkap dan tidak detail...
yaa ini sekedar nasehat saja sih...yang lebih ahli dalam bahasa biasanya anak-anak yang pernah kuliah di jurusan bahasa kali yaa......????

Everyone Knows Buba

Bubba was bragging to his boss one day, "You know, I know everyone there is to
know. Just name someone, anyone, and I know them."

Tired of his boasting, his boss called his bluff. "Okay, Bubba, how about Tom
Cruise?"

"Sure, yes. Tom and I are old friends, and I can prove it."

So Bubba and his boss fly out to Hollywood and knock on Tom Cruise's door, and
sure enough, Tom Cruise shouts, "Bubba! Great to see you! You and your friend
come right in and join me for lunch."

Although impressed, Bubba's boss is still skeptical.

After they leave Cruise's house, he tells Bubba that he thinks Bubba knowing
Cruise was just lucky.

"No, no, just name anyone else," Bubba says.

"President Bush," his boss quickly retorts.

"Yes," Bubba says, "I know him. Let's fly out to Washington." And off they go!

At the White House, Bush spots Bubba on the tour and motions him and his boss
over, saying, "Bubba, what a surprise! I was just on my way to a meeting, but
you and your friend come on in and let's have a cup of coffee first and catch
up." Well, the boss is very shaken by now, but still not totally convinced.

After they leave the White House grounds, he expresses his doubts to Bubba, who
again implores him to name anyone else.

"The Pope," his boss replies.

"Sure!" says Bubba. "My folks are from Germany, and I've known the Pope a long
time." So off they go to Rome.

Bubba and his boss are assembled with the masses in Vatican Square when Bubba
says, "This will never work. I can't catch the Pope's eye among all these
people. Tell you what, I know all the guards so let me just go upstairs and I'll
come out on the balcony with the Pope." And he disappears into the crowd headed
toward the Vatican.

Sure enough, half an hour later Bubba emerges with the Pope on the balcony.

But by the time Bubba returns, he finds that his boss has had a heart attack and
is surrounded by paramedics. Working his way to his boss' side, Bubba asks him,
"What happened?"

His boss looks up and says, "I was doing fine until you and the Pope came out on
the balcony and the man next to me asked, "Who's that on the balcony with
Bubba?"

Rabu, 04 Februari 2009

Drive Safely friends


Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jono segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Jono

berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.Jono bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Prit!

Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion
ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.


Hey, itu khan Bobi, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jono agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya. "Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!" "Hai, Jon." Tanpa senyum.

"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah."

"Oh ya?"

Tampaknya Bobi agak ragu. Nah, bagus kalau begitu."Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."

"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini."

Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jono harus ganti strategi.

"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala."

Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

"Ayo dong Jon. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu."

Dengan ketus Jono menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bobi menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bobi mengetuk kaca jendela. Jono memandangi wajah Bobi dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit.

Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bobi kembali ke posnya. Jono mengambil surat tilang yang diselipkan Bobi di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jono membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bobi.

"Halo Jono, Tahukah kamu Jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jon. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Bobi)".

Jono terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bobi. Namun, Bobi sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan... ....

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

Drive Safely Friends........ ....

Selasa, 03 Februari 2009

Sedekah Seorang Sopir


Sore setelah hujan lebat mengguyur Jakarta. Genangan air dan kemacetan sudah
menjadi menu setelah hujan. Aku duduk sendiri di dalam mikrolet M 01 ke arah
pasar senen. Pak sopir masih sabar menunggu penumpang lain. Kasihan, dalam
hatiku. Di depan UI ini hanya ada satu penumpang, yaitu aku. Kalo mau jujur,
rasanya mau turun saja dan ganti bis lain yang lebih cepat supaya segera
sampai rumah. Terlepas dari kemacetan Sudirman dan Imam Bonjol, kesabaranku
kembali di uji oleh mikrolet yang sedang ‘ngetem’.

Sepuluh menit berlalu, namun belum ada penumpang lain yang naik mikrolet
ini. Aku beristighfar berulang kali dalam hati, mencoba untuk tidak kesal
pada pak sopir. Kucoba menumbuhkan rasa iba pada pak sopir lebih besar.
Mungkin, pria setengah baya itu belum dapat uang untuk menutupi setoran
apalagi untuk di bawa pulang kepada anak isteri, dan hari telah senja. Adzan
magrib pasti akan berkumandang tak lama lagi. Itulah yang coba aku pikirkan.
Astaghfirullahal ‘adziim…..


Akhirnya, setelah kurang lebih 15 menit, mikrolet mulai jalan. Kuperhatikan
dari belakang, pak sopir menghela napas berat. Mikrolet berjalan pelan
sekali, seakan pak sopir berharap ada serombongan orang berlari-lari dari
belakang minta di tunggu naik. Salemba – pasar Senen bisa di tempuh dalam
waktu kurang dari sepuluh menit, tapi dengan mikrolet ‘keong’ ini, mungkin
jam setengah tujuh baru tiba. Astagfirullah …..

Sampai di depan masjid ARH UI, seorang lelaki menghentikan mikrolet. Di
samping nya berdiri seorang perempuan berjilbab, membawa tongkat kayu, dan
tas. “Pak, turunkan ibu ini di terminal Senen, ya…” kata laki laki yang
ternyata ojek motor. Segera aku sadar, ibu itu tuna netra. Pakaiannya kumal.
Tas yang dibawanya adalah tas plastik hitam. Ku pegang tangannya ketika ibu
itu naik. Mikrolet melaju kembali.

Di tempat duduk penumpang, si ibu merogoh-rogoh tasnya dan mengeluarkan
kantong plastik yang berisi uang. Dia meraba sehelai uang. “ Ini lima
ribu-an bukan?” tanyanya, yang aku tahu pasti di tujukan padaku. “Bukan bu,
itu seribuan” jawabku. Di ambilnya sehelai lagi..” Ini jadi dua ribu, ya
neng? “ Tanya nya lagi. “ iya bu.” Jawabku. “Ini sudah sampai mana? Masih
jauhkah terminal senen?” tanya nya. “Masih bu, ini baru di Sentiong.”
Jawabku. Lalu ibu itu mengetuk ngetuk atap mikrolet, minta sopir berhenti.
“ Saya turun di sini saja.” Pintanya.

Pak sopir menghentikan mikroletnya sedekat mungkin dengan trotoar. Si ibu
memberikan uang dua ribu kepada pak sopir. Tapi pak sopir menolak. “Simpan
saja, bu” kata pak sopir. Tapi si ibu rupanya tak mau gratisan, dia
tinggalkan uang itu di bangku sebelah sopir. “Mba…tolong kasih uang ini ke
ibu itu.” Pak sopir memintaku turun dan menyerahkan uang itu. Kuselipkan
dalam lipatan tangan ibu itu dan cepat cepat naik ke mikrolet sementara pak
sopir langsung injak pedal gas.

Kini aku sendiri lagi, terminal tak jauh lagi. Sampai depan Universitas YAI,
mikrolet berhenti kembali. Serombongan orang naik ke mikrolet dan tak
tanggung tanggung, mikrolet langsung penuh. Bahkan dua kursi di samping
supir pun terisi. Tak sampai tiga menit, akhirnya aku turun di depan
terminal Senen mengantri dengan penumpang lain untuk bayar.

Kulanjutkan perjalanan dengan mikrolet jurusan lain menuju ke rumah. Dalam
perjalanan, aku merenung. Pak sopir tadi bersedekah kepada ibu Tuna netra,
walaupun ia tidak dalam keadaan lapang. Dan Allah, langsung menggantinya
dengan penumpang penumpang lain yang sampai memenuhi mikrolet. Padahal jarak
YAI dan Senen sangat dekat. Karena hampir setiap hari aku lewat daerah ini,
aku tahu biasanya tak ada lagi penumpang, apalagi jumlah mikroletnya banyak
sekali hingga kadang berjalan beringan. Tapi hari itu bukan hari biasa
bagiku. Allah memberi pelajaran bagi orang yang mau membuka hati dan
pikirannya. Allah membalas sedekah pak sopir kepada ibu tuna netra tadi
TUNAI, saat itu juga. Dan Allah membuatku menyaksikannya agar semakin tunduk
hati ini, semakin yakin akan janji dan jaminan NYA. Subhanallah ………

Senin, 02 Februari 2009

SEGELAS SUSU

SEGELAS SUSU


Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa di kantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.

Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susuini ?"

Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan.

Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam
hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu.

Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!.

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan , dan Kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa Ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.
Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.."Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu !!" tertanda, DR Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."